Respons ADW Atas Kejutan Bagi Dirinya

Catatan: Usai menggelar acara rahasia berupa syukuran ulang tahun dan peluncuran buku bagi Adri Darmadji Woko, berikut respons ADW yang dia tumpahkan dalam komentar pada sebuah tautan KKK

Seharian ini saya merasakan jam-jam yang aneh dalam hidup saya. Beberapa hari lalu ibu-ibu yang tergabung dalam Persekutuan Kaum Ibu GPIB Pancaran Kasih dalam syafaat mendoakan (setelah saya menyampaikan firman Tuhan kepada mereka), niscaya Tuhan akan membuat saya heran karena kasih dan karunia-Nya akan memberkati kehidupan saya sekeluarga sebagai pelayan Tuhan.
Dan hari ini saya merasakan betapa saya bersyukur atas curahan rahmat-Nya. Pada pagi sekali, keluarga dan sahabat-sahabat fesbuker menyampaikan salam dan doa mereka kepada saya. Pagi tadi, Mas KJ (@Kurniawan Junaedhie) melalui sms memberitahukan bahwa kita akan membahas rencana Dari Negeri Poci 6 bersama Mas Hans (@Handrawan Nadesul). Jadilah kami bareng dari Depok (alasan Mas KJ karena ada pertemuan dengan teman di sana). Dalam tumpangan mobilnya, saya sudah mengira-kira apa saja yang akan dibicarakan nanti.
Sesampai di depan Resto Abunawas, Jalan Matraman 1 (?), belokan Jalan Matraman Raya ke arah Jalan Proklamasi, sudah menanti @Hamzah Muhammad Al-Ghozi, teman muda saya yang sedang menyelesaikan tugas akhir di Universitas Negeri Jakarta. Sejak kemarin saya memang mengontak dia untuk hadir di bakmi GM PIM 1. Kemudian saya ralat, pertemuan di Resto Abunawas. Hamzah minta maaf, karena SMS baru dijawab, disebabkan dia sedang repot. Saya bisa memakluminya. Maka jadilah siang tadi: saya, Hamzah, dan Mas KJ mencari tempat di resto yang sudah dipesan atas nama Ade (@Endang Werdiningsih, Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta, 2014 – 2019). Tetapi ketika saya tanyakan ke Mas KJ, apakah Ade itu Mbak Endang Werdiningsih), ia tidak mengiyakan. Cuma Mas KJ kemarin mengatakan, kalau selera kita sama dengan Ade, sama-sama memilih Abunawas sebagai tempat pertemuan kami bertiga. Ya, saya iya-iya saja.
Kami masuk ke sebuah ruangan yang dengan dekor suasana Timur Tengah, menanti kehadiran Mas Hans. Tak lama kemudian hadir Mas BIM (@Irawan Massie), bersama cintanya, Mbak @Claudia Massie, dari arah Lebakbulus, Jakarta Selatan. Sebentar kemudian hadir Dharnoto (@Mas Not) dari Tangerang. Juga nongol, Kang @Herman Syahara dari Kebayoran Lama. Tiba-tiba muncul sobat Omjek/Om Zak (Rahadi Zakaria), dari Cimahi, Bandung. Sobat dari anggota wakil rakyat di Senayan ini kok juga datang? Padahal sehari-harinya, Omjek susah dihubungi lantaran dia lebih banyak di luar kota menjalankan tugas fraksinya di DPR. Lalu Mbak Endang Werdiningsih (nah, benar tebakan saya, Ade itu yang dimaksudkan EW, walau tadi Mas KJ menyangkalnya). Datang lagi Mas Prof. @Prijono Tjiptoherijanto, yang sudah akrab dengan lingkungan sekitar karena beliau juga mengajar di UI Salemba. Datang belakangan, Mas Hans dari Jalan Metro Alam Pondok Indah Jakarta Selatan, lantaran terhalang macet di jalan. Saya kira sudah lengkap, namun nyatanya masih menantikan Mas @Dharmadi DP untuk memulai acara rencana evaluasi dan penerbitan Dari Negeri Poci 6. Yang disebut terakhir ini masih di jalan dan nampaknya kurang tahu wilayah di daerah Matraman. Padahal dia suka tanya saya lewat sms, untuk masalah peta/geografi jalan-jalan di Jakarta. Kok tumben. Saya coba sms dia, tetapi tak dijawabnya. Akhirnya yang dinantikan hadir juga, Mas Dharmadi. Barulah Mas Hans membuka acara….
Lho, saya nggak menyangka bahkan heran, ketika Mas Hans mengatakan acara ini sepenuhnya buat saya, Adri Darmadji Woko. Saya tidak percaya, karena saya tak biasa dengan urusan hari jadi yang kesekian, dsb.nya. Tetapi siang itu menambah keheranan saya ketika disodorkan buku “Cicak-Cicak di Dinding” sepilihan puisi Adri Darmadji Woko 63 tahun. Suatu ‘kejutan budaya’, karena beberapa hari terakhir saya baru merencanakan akan menyusun/mengumpulkan puisi-puisi yang terserak untuk dibukukan kembali. Seminggu lalu, @Abah Yoyok di Negeri Poci Tegal, antara serius dan ngeledek mengatakan, jangan seperti Bang ADW yang cuma punya buku satu-satunya “Boneka Mainan”. Mbak @Nia Samsihono ketiga di Tegal juga mengingatkan kembali agar puisi-puisi saya dikumpulkan, untuk diajukan ke @Sapardi Damono Full (Prof. Sapardi Djoko Damono). Saya perkirakan, Oktober nanti selesai.
Oh, Tuhanku, Engkau tak biarkan hamba menunggu lama-lama. Mas KJ, Mas Hans, Om Zak, melalui saluran berkat, dalam waktu tidak lebih dari seminggu memrakarsai penerbitan, dan tiba-tiba muncul “Cicak-Cicak di Dinding” ini. Juga Hamzah Muhammad Al-Ghozi ikut menyiapkan naskah bersama Mas KJ.
Kelezatan hidangan nasi goreng ayam/kambing ala Abunawas bertambah dengan adanya “Cicak-Cicak di Dinding “. Juga apreasiasi teman-teman sangat membanggakan dan membahagiakan. Ucapan-ucapan penuh rasa kekeluargaan dan kasih selama bersahabat puluhan tahun, saya cermati dengan rasa bangga.
Terima kasih, Mas KJ (yang selalu bersama), Mas Hans (Minggu esok pagi saya akan kenakan bingkisan Anda ), Om Zakaria atas atensinya…. Salam hormat saya untuk keluarga Anda semua.
Terima kasih Mas Prijono atas endors. Salam hormat untuk keluarga
Hamzah yang baik, terima kasih…
‘Sang Kamerad’ Kang Herman Syahara, terima kasih. Salam hormat untuk keluarga. Bagaimana Puti?
Terima kasih, Mbak Endang Werdiningsih, yang sudah menyiapkan acara dan bersama ikut memenuhi segalanya. Salam hormat untuk keluarga.
Terima kasih Mas Not, sahabat sepanjang umur sejak Anda tinggal di Haji Ung Kemayoran, dekat dengan rumah (almarhum) Benyamin Suaeb di masa itu, atas doa dan harapan untuk saya.
Terima kasih, Mas Dharmadi, atas “Kalau Kau Rindu Aku” cd/dvd yang digarap/musik/aransemen @Joshua Igho, dengan vokal Mbak Dyan Endang Kundowati.
Terima kasih atas kelapangan hati dan atensi, Mas Irawan Massie, Mbak Claudia Massie.
Terima kasih buat Ibu Itiningsih Piek Ardijanto Soeprijadi di Tegal. Salam hormat penuh kasih.
Selamat menunaikan ibadah puasa, Mas Pri, Mbak Endang Werdiningsih, Mas Irawan, Mbak Claudia, Mas Not, Bung Rahadi, Mas Dhar, Hamzah, Kamerad Kang Herman Syahara. Kiranya Allah Swt menyertai bahagia dan sejahtera. Amin.

Tinggalkan komentar